Sunday, 18 October 2015

Pengertian Kalimat, Unsur - Unsur Kalimat dan Pola Kalimat

Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan. (Alwi, dkk. 2003: 311).

Unsur-unsur Kalimat
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi
1.       Membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk
2.       Memperjelas makna
3.       Menjadi pokok pikiran
4.       Menegaskan/memfokuskan makna
5.       Memperjelas pikiran ungkapan, dan
6.       Membentuk kesatuan pikiran (Widjono, 2011: 148).

 Ciri-ciri subjek menurut Widjono (2011: 148) dan Mulyono (2012: 47) yaitu sebagai berikut :
1.       Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
2.       Berupa kata atau frase benda (nomina), subjek berupa kata
3.       Disertai kata tunjuk ini atau itu
4.       Disertai pewatas yang
5.       Tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut
6.       Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan
7.       Merupakan bagian kalimat yang diterangkan oleh predikat
8.       Diikuti salah satu kata kerja gabung ialah, adalah, merupakan, atau menjadi
9.       Berpartikel –nya.

Predikat Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi
1.       Membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk
2.       Menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat
3.       Menegaskan makna,
4.       Membentuk kesatuan pikiran, dan
5.       Sebagai sebutan (widjono, 2011: 148).

Ciri-ciri predikat menurut Widjono (2011: 149) yaitu sebagai berikut.
1.       Jawaban atas pertanyaan mengapa (melakukan apa), bagaimana, berapa, dan apa sang  
2.       Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3.       Dapat didahului keterangan aspek: akan, sudah, sedang, selalu, hampir
4.       Dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, dll
5.       Tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek.
6.       Didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7.       Predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau bilangan

Objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya mengambilkan, mengumpulkan, mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi :
1.       Membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif
2.       Memperjelas makna kalimat, dan
3.       Membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran (Widjono, 2011: 149).

Ciri-ciri objek menurut Widjono (2011: 150) yaitu sebagai berikut.
1.       Berupa kata benda
2.       Tidak didahului kata depan
3.       Mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4.       Jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5.       Dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat dipasifkan

Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat (Widjono, 2011: 150).
Ciri-ciri pelengkap menurut Widjono (2011: 150) yaitu sebagai berikut :
1.       Bukan unsur utama, tetapi tanpa pelengkap kalimat itu tidak jelas dan lengkap
2.       Terletak di belakang predikat yang bukan kata kerja transitif.

Keterangan kalimat berfungsi menjelaskan atau melengkapi informasi pesanpesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain (Widjono, 2011: 150)

Ciri-ciri keterangan menurut Widjono (2011: 151) yaitu sebagai berikut :
1.       Bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap, misalnya surat undangan, tanpa keterangan tidak komunikatif
2.       Tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat
3.       Dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun
4.       Dapat berupa keterangan tambahan dapat berupa aposisi, misalnya keterangan tambahan subjek, tidak dapat menggantikan subjek, sedangkan aposisi dapat menggantikan subjek.

Konjungsi Menurut Widjono, konjungsi adalah bagian kalimat yang berfungsi menghubungkan (merangkai) unsur-unsur kalimat dalam sebuah kalimat (yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan), sebuah kalimat dengan kalimat lain, dan sebuah paragraf dengan paragraf lain. Konjungsi dibagi menjadi dua, yakni perangkai intrakalimat dan perangkai antarkalimat. Perangkai intrakalimat berfungsi menghubungkan unsur atau bagian dengan unsur atau bagian kalimat yang lain di dalam sebuah kalimat. Adapun perangkai antarkalimat berfungsi menghubungkan kalimat atau paragraf yang satu dengan kalimat atau paragraf yang lain. Bagian perangkai antarkalimat sering juga disebut dengan istilah transisi. Kata-kata transisi sangat membantu dalam menghubungkan gagasan sebelum dan sesudahnya baik antarkalimat maupun antarparagraf.

Modalitas Menurut Widjono, modalitas dalam sebuah kalimat sering disebut keterangan predikat. Modalitas dapat mengubah keseluruhan makna sebuah kalimat. Dengan modalitas tertentu makna kalimat dapat berubah menjadi sebuah pernyataan yang tegas, ragu, lembut, pasti, dan sebagainya. Fungsi modalitas dalam kalimat:
1.       Mengubah nada: dari nada tegas menjadi ragu-ragu atau sebaliknya, dari nada keras menjadi lembut atau sebaliknya. Ungkapan yang dapat digunakan antara lain: barangkali, tentu, mungkin, sering, sungguh.
2.       Menyatakan sikap, misal jika ingin mengungkapkan kalimat dengan nada kepastian dapat digunakan ungkapan: pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali.

Pola Kalimat
Pola Kalimat yang jumlah dan ragamnya begitu banyak, pada hakikatnya disusun berdasarkan pola-pola tertentu yang amat sedikit jumlahnya. Penguasaan pola kalimat akan memudahkan pemakai bahasa dalam membuat kalimat yang benar secara gramatikal. Selain itu, pola kalimat dapat menyederhanakan kalimat sehingga mudah dipahami oleh orang lain. 20 Kemudahan itu dapat dirasakan pemakai bahasa dalam mengekspresikan ideidenya dan dalam memahami informasi yang diungkapkan oleh orang lain sehingga dapat memperkecil kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
a.       Pola Dasar Kalimat Kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa, unsur-unsurnya lengkap, susunan unsur-unsurnya menurut urutan yang paling umum, dan tidak mengandung pertanyaan atau pengingkaran. Pola kalimat dasar memiliki ciri-ciri :
1.       Berupa kalimat tunggal (satu S, satu P, satu O, satu Pel, dan satu Ket)
2.       Sekurang-kurangnya terdiri atas satu subjek dan satu predikat
3.       Selalu di awali dengan subjek
4.       Berbentuk kalimat aktif
5.       Unsur tersebut ada yang berupa kata dan ada yang berupa frase  Dapat dikembangkan menjadi kalimat luas dengan memperluas subjek, predikat, objek, dan keterangan.

Contoh-contoh kalimat:
Berdasarkan pola dasarnya, Badudu (1990:32) mengungkapkan pola:
a.       S-P                                 :  Aris tidur.
b.      S-P-O                             :  Alya makan nasi.
c.       S-P-Pel                           :  Cincinnya bertahtakan berlian.
d.      S-P-K                             :  Karis pergi ke Taman Safari.
e.      S-P-O-Pel                       :  Ihsan menamai kucingnya Ligo.
f.        K-S-P-O-Pel                  :  Setiap pagi Bu Diah membuatkan anak-anaknya roti panggang.
g.       S-P-O-K                        :  Erisa minum susu putih setiap pagi.
h.      S-P-O-Pel-K                  :  Semua anggota keluarga sedih ketika kakek meninggal.

Sumber :
1.       http://digilib.unila.ac.id/1012/8/BAB%20II.pdf diakses pada 18 Oktober 2015

2.       http://rafidyazmi.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-unsur-dan-pola-kalimat_7878.html  diakses pada 18 Oktober 2015 pukul 20.34 WIB

No comments:

Post a Comment