1. Tipe atau Bentuk Organisasi
Berdasarkan Tipe atau bentuknya:
Dalam perkembangan untuk saat ini pada pokoknya ada 6 bentuk
organisasi yang perlu diperhatikan. Bentuk organisasi tersebut adalah:
ORGANISASI LINI (LINE ORGANIZATION)
Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu
bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan
dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan
yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing
dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut
dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi
kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Ciri-ciri:
2.
Jumlah karyawan sedikit
3.
Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
4.
Belum terdapat spesialisasi
5.
Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang
& tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
6.
Struktur organisasi sederhana dan stabil
7.
Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
8.
Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
Keuntungan-keuntungan penggunaan organisasi tipe garis
adalah :
1.
Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik
2.
Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara
(dipertahankan)
3.
Koordinasi lebih mudah dilaksanakan
4.
Proses pengambilan keputusan dan
instruksi-instruksi dapat berjalan cepat
5.
Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur,
karena pimpinan langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semua perintah
dapat dimengerti dan dilaksanakan
6.
Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi
7.
Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat
8.
Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi
pengembangan bakat-bakat pimpinan.
9.
Adanya penghematan biaya
10.
Pengawasan berjalan efektif
Kelemahan-kelemahan organisasi garis:
1.
Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali
sulit dibedakan dengan tujuan organisasi
2.
Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan,
karena dipegang sendiri
3.
Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara
otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).
4.
Kesempatan pegawai untuk berkembang agak
terbatas karena sukar untuk mengabil inisiatif sendiri
5.
Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang,
yaitu pimpinan
6.
Kurang tersedianya saf ahli
Contoh bagan organisasi lini :
ORGANISASI LINI DAN STAF (LINE AND STAFF ORG)
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando
dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff,
dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiranm saran-saran, data
informasi yang dibutuhkan:
Ciri-ciri:
1.
Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat
langsung
2.
Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff
3.
Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan
staff
4.
Jumlah karyawan banyak
5.
Organisasi besar, bersifat komplek
6.
Adanya spesialisasi
Keuntungan penggunaan bentuk organisasi garis dan staf:
1.
Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap
dalam satu tangan.
2.
Adanya tugas yang jelas antara pimpian staf dan
pelaksana
3.
Tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes)
karena dapat ditempatkan pada organisasi besar maupun kecil.
4.
Pengembalian keputusan relatif mudah, karena
mendapat bantuan/sumbangn pemikiran dari staf.
5.
Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian
tugas yang jelas.
6.
Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi,
karena tugas sesuai dengan spesialisasinya
7.
Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan
spesialisasinya.
8.
Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli
9.
Kelemahan-kelemahan dari bentuk Organisasi garis
dan staf:
10.
Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk
membedakan perintah dan bantuan nasihat
11.
Solidaritas pegawai kurang, karena adanya
pegawai yang tidak saling mengenal
12.
Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena
masing-masing menganggap tugas yang dilaksanakannyalah yang penting
13.
Pimpinan lini mengabaikan advis staf
14.
Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai
kerja antara pelajat garis dan staf tidak tegas, maka akan menimbulkan
kekacauan dalam menjalankan wewenang
15.
Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan
biaya yang besar
16.
Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan
stafnya sehingga menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini
17.
Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi
antara orang lini dan staf dalam kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan
sehingga menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.
Contoh bagan :
ORGANISASI FUNGSIONAL (FUNCTIONAL ORG)
Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun
berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja
merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Ciri-ciri:
1.
Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat
dibedakan
2.
Bawahan akan menerima perintah dari beberapa
atasan
3.
Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis
4.
Target-target jelas dan pasti
5.
Pengawasan ketat
6.
Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi
Keuntungan-keuntungan menggunakan organisasdi fungsional :
1.
Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal
2.
Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya
masing-masing
3.
Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan
4.
Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada
eselon atas, sehingga berjalan lancar dan tertib
5.
Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan
yang menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi.
6.
Pembidangan tugas menjadi jelas
Kelemahan-kelemahan organisasi fungsional:
1.
Pekerjaan seringkali sangat membosankan
2.
Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai
dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang
spesialisasi sendiri saja
3.
Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya
sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan
Contoh Bagan Organisasi Bentuk Fungsional
ORGANISASI LINI & FUNGSIONAL (LINE & FUNCTIONAL ORG)
Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan
tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan
tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang
kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan
hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon
atau tingkatan.
Ciri-ciri:
1.
Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok
dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.
2.
Terdapat spesialisasi yang maksimal
3.
Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam
pemabagian kerja
Kebaikan organisasi Lini dan fungsional :
1.
Solidaritas tinggi
2.
Disiplin tinggi
3.
Produktifitas tinggi karena spesialisasi
dilaksanakan maksimal
4.
Pekerjaan – pekerjaan yang tidak rutin atau
teknis tidak dikerjakan
Sedangkan keburukannya adalah :
1.
Kurang fleksibel dan tour of duty
2.
Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan
karena dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang
3.
Spesiaisasi memberikan kejenuhan
Contoh bagan organisasi Lini dan Fungsional
ORGANISASI LINI,
FUNGSIONAL DAN STAF (LINE, FUNCTIONAL AND STAFF ORG)
Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari
organisasi berbentuk lini dan fungsional.
Ciri-ciri:
1.
Organisasi besar dan kadang sangat ruwet
2.
Jumlah karyawan banyak.
3.
Mempunyai 3 unsur karyawan pokok:
4.
Karyawan dengan tugas pokok (line personal)
5.
Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal)
6.
Karyawan dengan tugas operasional fungsional
(functional group)
ORGANISASI KOMITE (COMMITE ORG)
Suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas
tertentu lainnya dilaksakan secara kolektif.
Organisasi komite terdiri dari :
1.
Executive Committee ( Pimpinan Komite)
yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini
yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini
2.
Staff Committee
yaitu orang – orang yang hanya mempunyai wewenang staf
yaitu orang – orang yang hanya mempunyai wewenang staf
Ciri-ciri:
1.
Adanya dewan dimana anggota bertindak secara
kolektif
2.
Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama
dari masing-masing anggota dewan.
3.
Asas musyawarah sangat ditonjolkan
4.
Organisasinya besar & Struktur tidak sederhana
5.
Biasannya bergerak dibidang perbankan, asuransi,
niaga.
Kebaikan Organisasi komite
1.
Pelaksanaan decision making berlangsung baik
karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan
2.
Kepemimpinan yang bersifat otokratis yang sangat
kecil
3.
Dengan adanya tour of duty maka pengembangan
karier terjamin
Sedangkan keburukannya
1.
Proses decision making sangat lambat
2.
Biaya operasional rutin sangat tinggi
3.
Kalau ada masalah sering kali terjadi
penghindaran siapa yang bertanggung jawab
2. Struktur atau Skema Organisasi.
Struktur Organisasi adalah susunan
dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam
suatu perusahaan,s edangkan disetiap komponen dari organisasi tersebut adalah
saling tergantung,yang apabila setiap bagian dapat dikelola dengan baik maka
organisasi tersebutpun akan ikut membaik. Sedangkan pengorganisasian
(Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Hal ini akan sangat
mempengaruhi dalam kelancaran atau kesejahteraan organisasi tersebut, lingkunan
adalah faktor yang sangat mempengaruhi.tentu dalam tujuan sebuah
organisasi yang baik tidak akan mengorbankan lingkungan sekitar demi
kepentingan organisasinya semata.
Struktur atau skema organisasi
yaitu satuan organisasi yang mempunyai hubungan dan saluran wewenang dan
tanggung jawab yang ada dalam organisasi. Jadi arti organisasi dan tipe
organisasi sering disamakan, padahal keduanya berbeda. Menurut tipenya organisasi
dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi dengan tipe piramid dan
organisasi dengan tipe kerucut. Bentuk organisasi memandan dari segi tata
hubungan, wewenang, dan tanggung jawab yang ada dalam suatu organisasi.
Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi
yaitu :
1.
Bentuk Vertikal
2.
Bentuk Mendatar/ Horizontal
3.
Bentuk Lingkaran/ Circular
4.
Bentuk Setengah Lingkaran/ Semi Sircular
5.
Bentuk Elliptical
6.
Bentuk Piramida Terbalik (Invented Piramid)
Bagan organisasi adalah suatu upaya dengan tulisan atau
lisan untuk menunjukan tingkatan organisasi.
Bagan mendatar ialah bentuk bagan organisasi yang saluran
wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
yang terendah disusun dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.
Bagan Lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran
wewenangnya dari pucuk pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang
saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau
pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah
lingkaran atau sebaliknya.
Bagan Elips ialah bentuk bagan satuan organisasi yang
saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau
pejabat yang terendah disusun dari pusat Elips kea rah bidang elips.
Setiap bentuk bagan organisasi yang ada menggambarkannya
dapat dibalik, kecuali bagan lingkaran, bagan elips dan bagan sinar. Bagan pyramid
dapat disusun dari bawah kea rah atas, bagan mendatar dapat disusun dari kanan
kea rah kiri, bagan menegak (Vertikal) dapat disusun dari bawah ke atas, bagan
setengah lingkaran dapat di susun dari pusat lingkaran ke arah bidang atas
lingkaran, bagan setengah elips dapat disusun dari pusat elip kea rah bidang
atas elip. Dalam bagan lingkaran, bagan elip dapat pula digambar satuan
organisasi atau pejabat yang lebih rendah kedudukannya terletak di atas, tetapi
ini semua tidak mengubah jenjang ataupun kedudukan yang sesungguhnya.
Hal ini dikemukakan pula oleh Keith Davis sebagai berikut :
“Perubahan-perubahan penggambaran bagan kadang-kadang diterima untuk menggalakan pertalian kedudukan atasan bawahan dari kebiasaan bagan-bagan organisasi, tetapi perubahan-perubahan ini tidak mengubah keadaan kedudukan yang sebenarnya. Termasuk di dalamnya perubahan-perubahan bagan mendatar, lingkaran, setengah lingkaran, elips dan piramida terbalik.”
“Perubahan-perubahan penggambaran bagan kadang-kadang diterima untuk menggalakan pertalian kedudukan atasan bawahan dari kebiasaan bagan-bagan organisasi, tetapi perubahan-perubahan ini tidak mengubah keadaan kedudukan yang sebenarnya. Termasuk di dalamnya perubahan-perubahan bagan mendatar, lingkaran, setengah lingkaran, elips dan piramida terbalik.”
3. Pengertian konflik.
Pengertian Konflik Menurut Para
Ahli
·
Menurut Berstein, konflik merupakan suatu
pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah yang mempunyai potensi
yang memberi pengaruh positif dan negatif.
·
Dr. Robert M.Z Lawang, konflik adalah perjuangan
untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, di mana tujuan dari mereka yang
berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan
saingannya.
·
Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah suatu
proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan
ancamandan atau kekerasan.
Jenis dan sumber konflik
1. Konflik
antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara
peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
2. Konflik
antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
3. Konflik
kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
4. Konflik
antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
5. Konflik
antar atau tidak antar agama
6. Konflik
antar politik.
Sumber Konflik
·
Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan
pendirian dan perasaan.
·
Setiap manusia adalah individu yang
unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda
satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau
lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab
dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan
kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman,
tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu
karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
·
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga
membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
·
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan
pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian
yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat
memicu konflik.
·
Perbedaan kepentingan antara individu atau
kelompok.
·
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun
latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu
yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang
berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk
tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam
hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan
sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga
harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang
pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun
atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian
kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi
pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus
dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di
masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut
bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat
terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik
antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan
kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai,
sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri
dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
·
Perubahan-perubahan nilai yang cepat
dan mendadak dalam masyarakat.
·
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar
terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak,
perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada
masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan
memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional
yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai
masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai
kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang
disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi
hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan.
Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang
pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu
yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri.
Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
5. Strategi penyelesaian konflik
STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan
dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan
menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian
konflik ialah :
1.
Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah
yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya
tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan
strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan
diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan
mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan
menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
2.
Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi
pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal
ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka
untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat
mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat
yang pertama.
3.
Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki
lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau
ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin
bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk
alasan-alasan keamanan.
4.
Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu
yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan
semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
5.
Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat
mempunyai tujuan kerja yang sama.Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak
yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama
lainnya.
Mengendalikan konflik berarti
menjaga tingakat konflik yang kondusif bagi perkembangan organisasi sehingga
dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan dinamika organisasi yang
optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan disfungsional, maka konflik
perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan cara :
§
Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama.
Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang
dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
§
Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan.
Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama
yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.
§
Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti :
menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan
semua unit kerja.
§
Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan
menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab
konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
§
Membentuk sistem banding, dimana konflik
diselesaikan melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan membuat
keputusan.
§
Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang
yang dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang berkonflik dapat mengambil
keputusan untuk menyelesaikan perselisihan.
§
Meningkatkan intensitas interaksi antar
unit-unit kerja, dengan demikian diharapkan makin sering pihak-pihak
berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk memahami
kepentingan satu sama lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.
§
Me-redesign kriteria evaluasi dengan cara
mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang dianggap adil
dan acceptable dalam menilai kemampuan, promosi dan balas jasa.
6. Motivasi
Pengertian Motivasi
Definisi
·
Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi
sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk
mencapai suatu tujuan.
·
Samsudin (2005) memberikan pengertian motivasi
sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau
kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan
sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.
·
Mangkunegara (2005,61) menyatakan : “motivasi
terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di
perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang
menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap
situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja
maksimal”.
Pengertian Motivasi
·
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam
diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan. (Mr. Donald : 1950).
·
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif menjadi perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong
tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. (Drs. Moh. Uzer
Usman : 2000)
·
Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam
diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang
khas (Davies, Ivor K : 1986)
·
Motivasi adalah usaha – usaha untuk menyediakan
kondisi – kondisi sehingga anak itu mau melakukan sesuatu (Prof. Drs. Nasution
: 1995)
7. Teori motivasi
Secara garis besar, teori motivasi
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi dengan pendekatan
isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan proses (process
theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat (reinforcement
theory).Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak
menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks
belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah
sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan
peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja
(prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun
(2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari
beberapa indikator, diantaranya:
1.
Durasi kegiatan
2.
Frekuensi kegiatan
3.
Persistensi pada kegiatan
4.
Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam
mengahadapi rintangan dan kesulitan;
5.
Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
6.
Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan
kegiatan yang dilakukan
7.
Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out
put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan
8.
Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan
beberapa teori tentang motivasi, antara lain :
·
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau
pertentangan yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam
diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan
menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi amak
pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi
dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku
pegawai. Karena tidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa
hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
1.
Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk
makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling
dasar
2.
Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan
perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup
3.
Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu
kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan
kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4.
Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk
dihormati dan dihargai oleh orang lain
5.
Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu
kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap sesuatu
·
Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi
semangat kerja seseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap
setiap karyawannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus
dilakukan secara obyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan
orang lain sebagai referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi
masing-masing karyawan (Robbins, 2007).
·
Teori X dan Y
Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai
manusia. Pandangan pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang
kedua pada dasarnya positif disebut teori Y (Robbins, 2007).
McGregor menyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai
sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa
mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan
asumsi-asumsi tersebut.
·
Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi
bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa
sikap individu terhadap pekerjaan bias sangat baik menentukan keberhasilan atau
kegagalan. (Robbins, 2007).
Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari
keberadaan motivator intrinsik dan bawa ketidakpuasan kerja berasal dari
ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik (konteks
pekerjaan) meliputi :
1.
Upah
2.
Kondisi kerja
3.
Keamanan kerja
4.
Status
5.
Prosedur perusahaan
6.
Mutu penyeliaan
7.
Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan
kerja, atasan, dan bawahan
Keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan
tidak selalu memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan
ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu mempertahankan setidaknya
suatu tingkat ”tidak ada kepuasan”, kondisi ekstrinsik disebut
ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Faktor Intrinsik meliputi :
1.
Pencapaian prestasi
2.
Pengakuan
3.
Tanggung Jawab
4.
Kemajuan
5.
Pekerjaan itu sendiri
6.
Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan
kondisi sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat
yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik
tersebut disebut sebagai pemuas atau motivator.
·
Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland
dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Robbins,
2007) :
a.
Kebutuhan pencapaian (need for achievement) :
Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan
berusaha keras untuk berhasil.
b.
Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer) :
kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka
tidak akan berperilaku sebaliknya.
c.
Kebutuhan hubungan (need for affiliation) :
Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
Apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan
prestasi seseorang individu . Menurut model ini, motivasi seorang individu
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun
eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :
a. Persepsi
seseorang mengenai diri sendiri
b.Harga diri
c. Harapan
pribadi
d.Kebutuhaan
e.Keinginan
f. Kepuasan
kerja
g. Prestasi
kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang,
antara lain ialah :
a. Jenis
dan sifat pekerjaan
b.Kelompok kerja dimana
seseorang bergabung
c. Organisasi
tempat bekerja
d.Situasi lingkungan pada
umumnya
e.Sistem imbalan yang berlaku
dan cara penerapannya.
8.Proses mempengaruhi
Proses Mempengaruhi Dalam Organisasi
Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara
langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap
orang lain atau kelompok. Elemen-elemen proses mempengaruhi :
·
Orang yang mempengaruhi (0)
·
Metode mempengaruhi (→)
·
Orang yang dipengaruhi (p)
Jadi proses mempengaruhi : 0 → p
Metode mempengaruhi
·
Kekuatan fisik
·
Penggunaan sanksi (positif/negatif)
·
Keahlian
·
Kharisma (daya tarik)
Daerah Pengaruh
Daerah pengaruh mencakup hubungan – hubungan
•
Antara perseorangan
•
Kelompok dengan seseorang
•
Seseorang dengan kelompok
Sebenarnya taktik mempengaruhi orang lain telah diformulasikan oleh banyak pakar dan peneliti, tentu bukan di desain untuk mempengaruhi orang dalam perbuatan kejahatan . Pelakunya diharapkan tetap ada dalam rel kebenaran, dan diimplementasikan ke dalam spektrum berpikir menuju kepemimpinan yang efektif (effective leadership). Misalnya dalam manajemen organisasi, dimana seorang manajer dituntut untuk mengajak seluruh elemen organisasi bersama-sama dalam menyelesaikan permasalahan organisasi, menuju tujuan organisasi yang ingin dicapai. Seorang pelatih dan manajer bola yang memimpin pemain-pemain kelas dunia dan ingin mereka semua bisa bersatu, berjuang memenangkan pertandingan.
Beberapa teori dan formulasi tentang taktik atau teknik
mempengaruhi telah bermunculan sejak 20 tahun yang lalu (Kipnis-1980;
Schriesheim-1990; Yukl-1992, Ferris-1997). Dari perseteruan pendapat yang ada,
boleh dikata yang banyak diterapkan dan dimutasikan dalam penelitian lanjutan
adalah metode Influence Behavior Questionanaire (IBQ). Suatu metode yang
dikembangkan oleh peneliti yang bernama Gary Yukl (1992), professor di
University at Albany, Amerika. Metoda IBQ memformulasikan 9 strategi dan teknik
mempengaruhi orang lain.
1. Rational Persuasion: Adalah siasat meyakinkan orang lain dengan menggunakan argumen yang logis dan rasional. Seorang dokter yang memberi nasehat kepada pasien yang perokok berat, dengan menjelaskan efek buruk merokok bagi paru-paru dan hasil penelitian yang membuktikan bahwa para perokok lebih rentan menderita penyakit kronis lain. Adalah salah satu contoh rational persuasion ini.
2. Inspiration Appeals Tactics: Adalah siasat dengan meminta ide atau proposal untuk membangkitkan rasa antusias dan semangat dari target person. Contoh nyata penerapannya adalah, seorang menteri yang membawahi departemen komunikasi dan informasi (kominfo), yang membuka kesempatan kepada seluruh komunitas IT untuk membuat proposal dan ide tentang pengembangan e-government di suatu negeri.
3. Consultation Tactics: Terjadi ketika kita meminta target person untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang kita agendakan. Misalnya adalah menteri kominfo diatas yang kembali berkonsultasi kepada seluruh komunitas IT di suatu negeri dalam upaya mengajak partisipasi aktif dalam implementasi cetak biru e-government yang telah diproduksi oleh departemennya.
4. Ingratiation Tactics: Adalah suatu siasat dimana kita berusaha untuk membuat senang hati dan tentram target person, sebelum mengajukan permintaan yang sebenarnya. Sendau gurau seorang salesman terhadap langganan, pujian seorang pimpinan terhadap bawahan sebelum memberi tugas baru, ataupun traktiran makan seorang partner bisnis adalah termasuk dalam ingratiation tactics ini.
5. Personal Appeals Tactics: Terjadi ketika kita berusaha mempengaruhi target person dengan landasan hubungan persahabatan, pertemanan atau hal yang bersifat personal lainnya. Kita bisa mengimplementasikannya dengan memulai pembicaraan misalnya dengan, “Budi, saya sebenarnya nggak enak mau ngomong seperti ini, tapi karena kita sudah bersahabat cukup lama dan saya yakin kamu sudah paham mengenai diri saya …”
6. Exchange Tactics: Adalah mirip dengan personal appeal tactics namun sifatnya adalah bukan karena hubungan personal semata, namun lebih banyak karena adanya proses pertukaran pemahaman terhadap kesukaan, kesenangan, hobi, dsb. diantara kita dan target person.
7. Coalition Tactics: Adalah suatu siasat dimana kita berkoalisi dan meminta bantuan pihak lain untuk mempengaruhi target person. Strategi kemenangan karena jumlah pengikut dipakai dalam siasat ini.
8. Pressure Tactics: Terjadi dimana kita mempengaruhi target person dengan peringatan ataupun ancaman yang menekan. Seorang komandan pasukan yang memberi ancaman penurunan pangkat bagi prajuritnya yang mengulangi kesalahan serupa. Adalah contoh implementasi pressure tactics ini.
9. Legitimizing Tactics: Adalah satu siasat dimana kita menggunakan otoritas dan kedudukan kita untuk mempengaruhi target person. Presiden yang meminta seorang menteri untuk menyusun rancangan undang-undang, kepala sekolah yang meminta guru menyusun kurikulum pendidikan adalah beberapa contoh penerapan legitimizing tactics.
Contoh Kasus Pengaruh:
Seperti seorang ahli agama memengaruhi manusia lainnya
karena ia dianggap mumpuni dan kharismatik. Atau seorang capres berorasi,
mengkampanyekan dirinya dikhalayak ramai, berusaha menarik dan memengaruhi
rakyat—agar ia terpilih.
Perbedaan Antara Kekuasaan, Wewenang, dan Pengaruh
Kekuasaan
Adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain;
artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau
kelompok. Kekuasaan juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu,
kelompok, keputusan, atau kejadian.Kekuasaan tidak sama dengan wewenang,
wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik
dalam organisasi.
Secara umum ada dua bentuk kekuasaan:
§
Pertama kekuasaan pribadi, kekuasaan yang
didapat dari para pengikut dan didasarkan pada seberapa besar pengikut
mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin.
§
Kedua kekuasaan posisi, kekuasaan yang didapat
dari wewenang formal organisasi.
Kekuasaan berkaitan erat dengan pengaruh (influence) yaitu
tindakan atau contoh tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah
laku orang lain atau kelompok.
Wewenang
Mengapa manajer dapat memerintah karyawan? Pada situasi yang
normal, manajer dapat membuat karyawan mengerjakan apa yang ia perintahkan.
Mengapa manajer dapat mendapatkan hak untuk memerintah?
Ada dua pandangan yang menjelaskan wewenang formal (resmi):
·
Pandangan klasik (classical view)
Wewenang datang dari tingkat paling atas, kemudian secara
bertahap diturunkan ke tingkat yang lebih bawah
· Pandangan penerimaan (acceptance view)
Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah, bukannya
pemberi perintah. Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua
perintah dipatuhi oleh penerima perintah. Penerima perintah akan menentukan
apakah akan menerima perintah atau tidak.
· Pengaruh
Adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung
atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain
atau kelompok.
Pendekatan Pembahasan Hubungan Kekuasaan dan Pengaruh
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk membahas
hubungan-hubungan antara kekuasaan dan pengaruh terutama dalam konteks
organisasional.
§ Pendekatan French dan raven
Pendekatan ini mendefinisikan kekuasaan berdasarkan pada
pengaruh,dan pengaruh berdasarkan pada perubahan psikholog. Pengaruh adalah
pengendalian yang dilakukan oleh seseorang dalam organisasi terhadap orang
lain, sedang kekuasaan merupakan pengaruh laten. French dan
rovenmengidentifikasikan lima sumber atau basis kekuasaan yaitu :
a.
Kekuasaan balas jasa (reward power)
b.
Kekuasaan paksaan (coercive power)
c.
Kekuasaan sah (legimate power)
d.
Kekuasaan ahli (expert power)
e.
Kekuasaan panutan (referent power)
1.
Analisis Etzioni
Kalau French dan Roven memberlakukan kekuasaan dan pengaruh sebagai
elemen-elemen laten dan aktif proses yang sama, sedang Etzioni lebih
mencurahkan perhatian pada apa yang dilakukan oleh seseorang untuk orang lain
baik suka maupun tidak.
2.
Analisa Nizbet
Memandang kekuasaan sebagai antitesa wewenang, dan kekusaan dilain pihak
merupakan paksaan atau usaha untuk mendominasi orang lain agar berperilaku
dengan cara-cara tertentu tanpa mempengaruhi system referensi.
9. Proses Pengambilan Keputusan
1.
Tahap Penemuan Masalah
2.
Tahap Pemecahan Masalah (state of nature)
3.
Tahap Pengambilan Keputusan (payoff)
Menurut Herbert A. Simon terdapat tiga fase;
·
fase Intelegensia;
·
fase Desain;
·
fase Pemilihan (selection)
Menurut Richard I. Levin terdapat 6 (enam) tahap:
·
Tahap observasi;
·
Tahap analisis dan pengenalan Masalah;
·
Pengembangan Model;
·
Memilih data masukan yang sesuai;
·
Perumusan dan pengetesan;
·
Pemecahan.
Menurut sir Francis Bacon,
·
merumusakan/mendefinisikan masalah;
·
pengumpulan informasi yang relevan;
·
mencari alternatif tindakan;
·
analisis alternatif;
·
memilih alternatif terbaik;
·
melaksanakan keputusan dan evaluasi hasil.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan B.A. Fisher
Menurut pendapat ini, model dalam pengambilan keputusan
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
§ Model Preskiptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya
mengambil keputusan dengan cara memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan
urut-urutan yang membantu kelompok mencapai consensus. Model ini disebut juga sebagai model normatif.
Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :
·
Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi
yang dihadapi.
·
Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu
diambil.
·
Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus
dilakukan untuk menghadapi situasi tersebut.
·
Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan
atas berbagai alternatif yang telah dievaluasi.
·
Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan
terhadap pelaksannan hasil keputusan.
§
Model Deskriptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil
keputusan. Model ini juga menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu
sebagaimana apa adanya. Model ini juga memberikan kepada manajer informasi yang
mereka butuhkan untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan
penyelesaian masalah.
Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan
· Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh
para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki
beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai
waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode
ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan
berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi
untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini
terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti
munculnya ketidak percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang
ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang
lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh
anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
· Pendapat Ahli (Expert Opinion)
Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota
lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya
memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan
keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang
dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya
dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli
tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan
indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang
berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik;
untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak
setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam
kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
· Kewenangan Setelah Diskusi (Authority Rule After Discussion)
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih
sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode
authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih
dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan
demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas
dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan
(quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari
proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota
organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku
otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan,
yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau
pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan
pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan
kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
· Kesepakatan (Consensus)
Kesepakatan atau konsensusakan terjadi kalau semua anggota
dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan
keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota
organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik
seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain
itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metode pengambilan keputusan yang dilakukan
melalui kesepakatan ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang
paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih
lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak
atau darurat.
Referensi :
Referensi :
No comments:
Post a Comment