Pengertian Kalimat
Efektif
Kalimat efektif di pahami
sebagai sebuah kalimat yang
dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara
lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF
HP: 2013).
Syarat – Syarat Kalimat
Efektif
1.
Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau
penulisnya.
2.
Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara
pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri – Ciri kalimat
Efektif
1.
KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta
unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
2.
KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan
bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan
di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan
dipapahnya ke pinggir jalan.
3.
KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh
menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan
kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4.
PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus
diberi penekanan.
Caranya:
Caranya:
·
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara
meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
·
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat
dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
·
Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang
kata yang dianggap penting.
·
Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata
yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin
ditegaskan.
5.
KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah
dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Contoh kalimat efektif :
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
Mengidentifikasi
Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Bahasa Indonesia di Kehidupan Sehari-hari
Pengertian kesalahan berbahasa
dibahas juga oleh S. Piet Corder
dalam bukunya yang berjudul Introducing
Applied Linguistics. Dikemukakan oleh Corder bahwa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa adalah
pelanggaran terhadap kode berbahasa. Pelanggaran ini bukan hanya bersifat
fisik, melainkan juga merupakan tanda kurang sempurnanya pengetahuan dan
penguasaan terhadap kode. Si pembelajar bahasa belum menginternalisasikan
kaidah bahasa (kedua) yang dipelajarinya. Kodifikasi kaidah bahasa baku
dapat kita lihat dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Karakteristik
bahasa baku antara lain adalah sebagai berikut.
·
Penggunaan konjungsi-konjungsi seperti bahwa, karena secara konsisten dan
eksplisit.
·
Penggunaan partikel kah dan pun secara
konsisten.
·
Penggunaan fungsi gramatikal secara eksplisit
dan konsisten.
·
Penggunaan meN- dan ber- secara konsisten.
·
Penggunaan pola frase verbal aspek+agen+verba secara
konsisten, misalnya Surat ini sudah sayabaca. Bandingkan
dengan bentuk yang sudah baku Surat ini saya sudah baca.
·
Penggunaan konstruksi yang sintetis, misalnya mobilnya bandingkan
dengan bentuk yang tidak baku dia punya mobil, membersiihkan bandingkan
dengan bentuk tidak baku bikin bersih, memberi tahu bandingkan dengan
bentuk tidak baku kasih tahu.
·
Terbatasnya jumlah unsur leksikal dan gramatikal
dari dialek-dialek regional dan bahasa-bahasa daerah yang masih dianggap asing.
·
Pengunaan popularitas tutur sapa yang konsisten,
misalnya saya-tuan, saya-saudara.
·
Pengunaan unsur-unsur leksikal yang baku,
misalnya:
Leksikal baku
|
Leksikal tidak baku
|
mengapa
|
kenapa
|
begini
|
gini
|
berkata
|
bilang
|
tidak
|
nggak
|
tetapi
|
tapi
|
Senin
|
Senen
|
Rabu
|
Rebo
|
Kamis
|
Kamis
|
Jumat
|
Jum’at
|
Sabtu
|
Saptu
|
daripada
|
ketimbang
|
senyampang
|
mumpung
|
seperti
|
Kayak
|
oleh karena itu
|
Makanya
|
Kekeliruan pada umumnya
disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam mengingat
sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melaflakan bunyi bahasa,
kata, urutan kata, tekanan kata, atau kalimat, dsb. Kekeliruan ini bersifat
acak, artinya dapat terjadi pada berbaga tataran linguistik. Kekeliruan biasanya
dapat diperbaiki sendiri oleh siswa bila yang bersangkutan, lebih mawas diri,
lebih sadar atau memusatkan perhatian. Siswa sebenarnya telah mengetahui sistem
linguistik bahasa yang digunakan, tetapi karena suatu hal dia lupa akan sistem
tersebut. Kelupaan itu biasanya tidak lama.
Sumber :
1.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
diakses pukul 20.40 WIB
2.
http://adlanfadhillah.blogspot.com/2013/10/pengertian-kalimat-dan-jenisnya.html diakses pukul 20.45 WIB
3.
http://abcdanis.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-contoh-kalimat-majemuk.html diakses pukul 20.55 WIB
4.
http://berbahasa-bersastra.blogspot.com/2012/01/unsur-dan-ciri-kalimat-efektif.html diakses pukul 20.59 WIB
5.
https://dim24.wordpress.com/2010/11/07/pengertian-dan-syarat-kalimat-efektif/ diakses
pukul 21.02 WIB
No comments:
Post a Comment