Saturday 18 June 2016

Penalaran dalam Kalimat Efektif

PENALARAN (reasoning) adalah proses mental dalam mengembangkan pikiran logis (nalar) dari beberapa fakta atau prinsip (KBBI,2005:772). Hal yang diutamakan dalam penalaran adalah proses berpikr logis dan bukan dengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalaran tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh kesatuan dan kepaduan kalimat. Dalam penalaran alur berpikirlah ang ditonjolkan agar kalimat dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipahami dengan benar dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah. Kesatuan pikiran akan logis jika didukung atau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi kalimat.
Hubungan logis dalam kalimat dapat dilihat melalui kaitan antarunsur dan kaitan antarbagian kalimat. Hubungan logis dalam kalimat terdiri atas tiga jenis hubungan berikut.
(1)         Hubungan logis koordinatif adalah hubungan setara di antara bagian- bagian  kalimat  dalam  kalimat   majemuk  setara. Hubungan logis koordinatif ini ditandai dengan konjungsi dan, serta, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, padahal.
Contoh: Mobil itu kecil tetapi pajaknya sangat besar.
(2)         Hubungan logis korelatif adalah hubungan saling kait di antara bagian kalimat. Hubungan korelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut.


Hubungan penambahan      :    baik….maupun, tidak hanya..., tetapi
juga……..
Hubungan perlawanan          :    tidak….., tetapi….., bukan……., melainkan 
Hubungan pemilihan            :    apakah…., atau….., entah….entah…… 
Hubungan akibat                  :    demikian…..sehingga,  sedemikian rupa……sehingga 
Hubungan penegasan           :    jangankan…..,…..pun…..

(3)   Hubungan logis subordinatif adalah hubungan kebergantungan di antara induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh: Dosen itu tidak masuk karena rumahnya kebanjiran. Hubungan subordinatif dalam kalimat majemuk tak setara (bertingkat) cukup banyak hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat yang ditandai dengan konjungsi-konjungsi berikut.
(a)  Hubungan waktu                    : ketika,setelah, sebelum,
(b)  Hubungan syarat                   : jika,, kalau, jikalau,
(c)  Hubungan pengandaian          : seandainya andaikan,andai kata,
(d)  Hubungan     tujuan                : untuk, agar,supaya,
(e)  Hubungan perlawanan           : meskipun,walaupun, kendatipun,
(f)  Hubungan pembandiungan    : seolah-olah, seperti, daripada, alih-alih,
(g)  Hubungan sebab                    : sebab,karena, oleh sebab,lantaran,
(h)  Hubunganhasil/akibat            : sehingga, maka, sampai (sampai)
(i)   Hubungan alat                        : dengan, tanpa
(j)  Hubungan cara                        : dengan, tanpa,
(k)   Hubungan pelengkap            : bahwa, untuk, apakah,
(l)  Hubungan keterangan             : yang,
(m) Hubungan perbandingan       : sama….dengan, lebih….daripada, berbeda…..dari


Contoh kalimat yang salah karena tidak logis (salah nalar)
(1)  Di antara masalah nasional yang penting itu mencantumkan masalah MPKT dalam pendidikan (SALAH).
Di antara masalah pendidikan nasional itu tercantum masalah MPKT dalam pendidikan  (BENAR)
(2)      Untuk mengetahui baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari. (SALAH)
Baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari pribadinya sehari-hari.
(BENAR)
(3)      PT Gudang Garam termasuk lima penghasil terbesar devisa negara tahun 2010. (SALAH)
PT Gudang Garam termasuk lima besar penghasil devisa negara tahun 2010. (BENAR).
(4)      Meskipun dia datang terlambat, namun dia dapat menyelesaikan masalah itu. (SALAH)
Meskipun datang terlambat, dia dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
Dia datang terlamat, namun dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
(5)      Dia membantah bahwa bukan dia yang korupsi tetapi staf keungan perusahaan. (SALAH)
Dia menyatakan bahwa bukan dia yang korupsi melainkan staf keuangan  perusahaan. (BENAR).


referensi : 
http://www.umsida.ac.id/tinymcpuk/gambar/file/Buku-Modul-Kuliah-Bahasa-Indonesia.pdf

No comments:

Post a Comment