PROPOSAL PENELITIAN SOSIOLOGI TENTANG BULLYING
BULLYING
(STUDI KASUS DI SMAN1 PADANG PANJANG)
Disusun Oleh :
1. ARIF ABDUL NASIR
2. PRIMA HARDI PUTRA
3. VINDO ALHAMDA PUTRA
SMAN1 PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG
TAHUN AJARAN 2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya berkat
pertolongan-Nya, kami dapat menyusun karya tulis ini yang berjudul “BULLYING“.
Kemudian kami mengucapkan banyak terima kasih kepada guru kami Ibu Lendawati
sebagai guru sosiologi di X IPS 1 dan bapak Feri Hidayat Zahuri yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang telah memberikan
dukungan terhadap yang telah memberikan dukungan berupa sarana dan prasarana,
tidak lupa pula untuk teman kami yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Dengan adanya tugas ini, kami berharap agar dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan serta pengaruh bullying terhadap siswa disekolah.
Kami
menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat banyak kekurangan .kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk untuk menyempurnakan karya
tulis ini.
Padang Panjang, 20 Mei 2015
Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bullying
sudah lama terjadi tetapi permasalahan ini tetap saja menjadi topic yang masih
hangat diperbincangkan dan belummenemukan titk terang. Keberadaan bullying
seakan akan di pandang sebelah mata, sehingga mungkin baru sedikit yang
menyadari bahaya dari keberadaan bullying tersebut. Padahal bahaya dari
bullying dapat sampai mengakibatkan kehilangan nyawa. Kini saatnya di butuhkan
penyadaran terhadap berbagai pihak untuk mengatasi masalah bullying.
Bullying seakan akan sudah menjadi tradisi yang rutin terjadi sehingga
menimbulkan pola diantara orang orang, contohnya saja disekolah yang kami
teliti saat ini. Bullying dapat dikatakan sebagai hal yang sangat wajar. Setiap
masalah pasti selalu ada penyebab yang melatarbelakangi, sehingga kami sebagai
peneliti dapat mengetahui mengapa bullying selalu terjadi bahkan sudah menjadi
sebuah tradisi. Bullying bukan saja bisa terjadi karena tradisi yang
dilestarikan, tetapi juga bisa terjadi karena ketidaksadaran seorang pelaku,
korban dan saksi yang berujung terhadap tindakan bullying.
Dalam penelitian ini kami ingin mengetahui dan mendalami mengapa bullying bisa
terjadi. Pengaruh apa saja yangdapat dirasakan bagi pelaku, korban, dan saksi
dari kasus bullying. Dari pengaruh yang berdampak negative tersebut apakah ada
sebuah pengaruh yang berkaitan terhadap keaktifan siswa disekolah.
B. Identifikasi Masalah
Masalah Bullying sangatlah
luas dan kompleks. Beberapa faktor penyebab terjadinya tindakan Bullying adalah
:
1.
Faktor pribadi
anak itu sendiri
2.
Faktor keluarga
3.
Faktor lingkungan
4.
Faktor sekolah
5.
Faktor pengaruh
media
Faktor-faktor tersebut merupakan
penyebab munculnya tindakan Bullying di dalam dan luar dunia
pendidikan.
C. Pembatasan Masalah
Penulis mengangkat topik tindakan Bullying ini bertujuan untuk mengembalikan Tujuan Pendidikan Nasional sesuai UUD 1945 (versi Amandemen), seperti yang sudah termaktub di latar belakang penulisan, Pasal 31, ayat 3, menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan, yang diatur dengan undang-undang.”
D. Perumusan Masalah
§ Apakah yang dimaksud dengan bullying?
§ Apakah pengaruh bullying pada siswa?
§ Apa dampak dari bullying?
§ Bagaimana cara mengatasi bullying?
E. Tujuan Penelitian
Menjawab dari rumusan masalah di atas.
F. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini agar tidak
terjadi lagi bullying diantara kalangan pelajar atau siswa maupun disekolah.
Selanjutnya, Manfaat penulisan laporan ini adalah :
1. Sebagai referensi bacaan untuk para pembaca .
2. Sebagai pengetahuan terhadap pembaca.
3. Sebagai standarisasi nilai siswa.
BAB II
KERANGKA TEORI ATAU KAJIAN PUSTAKA
A.
Deskripsi Teori
·
Makna Bullying
Beberapa definisi yang dikemukakan
oleh para ahli tentang perilaku Bullying :
1.
Ken Rigby
(2002:15) : “Penekanan atau penindasan yang berulang-ulang
secara psikologis atau fisik terhadap seseorang yang memiliki
kekuatan atau kekuasaan yang kurang, oleh seseorang atau kelompok orang yang
lebih kuat.”
2.
Andrew Mellor
(1997), seorang psikolog dari University of Edinburgh, Inggris,
mendefinisikan Bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya
oleh tindakan orang lain dan dia takut bila perilaku buruk tersebut akan
terjadi lagi, dan merasa tak berdaya untuk mencegahnya.
3.
Barbara Coloroso
(2003:44) : “Bullying adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan secara sadar
dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti, seperti menakuti melalui ancaman
agresi dan menimbulkan terror. Termasuk juga tindakan yang direncanakan maupun
yang spontan bersifat nyata atau hampir tidak terlihat, dihadapan seseorang
atau di belakang seseorang, mudah untuk diidentifikasi atau terselubung dibalik
persahabatan, dilakukan oleh seorang anak atau kelompok anak.
Dari beberapa pengertian diatas maka
pada dasarnya bullying adalah bentuk tindakan atau
perilaku, agresif seperti mengganggu, menyakiti atau melecehkan yang
dilakukan secara sadar, sengaja dengan cara berulang-ulang oleh seseorang atau
sekelompok orang.
Bullying dapat terjadi di mana saja,
tidak memilih umur atau jenis kelamin korban. Korban bullying pada umumnya
adalah anak yang lemah, pemalu, pendiam dan special (cacat, tertutup, cantik
atau punya ciri-ciri tubuh yang tertentu) yang dapat menjadi bahan ejekan.
·
Jenis-jenis Bullying
Menurut Andi Priyatna (2010:3), jenis-jenis bullying dikategorikan
sebagai berikut :
1.
Fisikal :
memukul, menendang, mendorong, merusak
2.
Verbal :
mengolok-olok nama panggilan, mengancam, menakut-nakuti
3.
Sosial : gossip,
rumor, dikucilkan dari pergaulan, dan sejenisnya
4.
Cyber/elektronik:
mempermalukan orang dengan menyebar gossip di jejaring social internet (missal
: Facebook)
·
Faktor-faktor
Penyebab Terjadinya Bullying
Beberapa faktor penyebab terjadinya
tindakan bullying adalah :
1.
Faktor pribadi
anak itu sendiri
2.
Faktor keluarga
3.
Faktor lingkungan
4.
Faktor sekolah
5.
Faktor pengaruh
media
B.
Penelitian
Relevan
Berdasarkan data yang didapat dalam
sebuah penemuan internasional dikatakan 59 persen siswa di Indonesia yang
disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut mendengar ejekan yang menyakitkan hati
dan perasaannya setiap harinya di sekolah sehingga merasa enggan atau malas
untuk datang ke sekolah lantaran trauma dan 10% sampai 16% siswa di Indonesia
yang disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut telah diejek, diolok-olok,
dikucilkan, dipukul, ditendang, atau didorong setidaknya sekali dalam setiap
minggunya di sekolah. (Huneck, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian yang
dipaparkan oleh seorang psikolog bernama A. Kasandra Putranto pada seminar yang
diadakan di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta pada tanggal 21
November 2012 lalu, menunjukkan bahwa dari 353 siswa yang dijadikan sampel
penelitian, tindak bullying yang pernah dialami oleh mereka merupakan tindak
bullying dalam klasifikasi fisik dan psikis. Bullying tersebut 33% disebabkan
karena siswa kesulitan dalam bergaul dan 26% disebabkan karena fisik yang
kecil/ lemah dan cacat. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan dampak yang
ditimbulkan oleh aksi bullying membuat 55% siswa merasa tertekan dan gugup,
sedangkan 37% siswa mengalami kekurangan dalam berkonsentrasi. Dalam penelitian
tersebut, ditunjukkan pula bahwa 36% korban bullying membalas tindak bullying
yang mereka terima ( Koebler, Jason. 2011 ).
Menurut Ratna (dalam Juwita, 2008,
h.2) selaku ketua peneliti kekerasan bullying yang hasilnya diumumkan di
seminar nasional ketiga anti-bullying yang digelar di Hotel JW Marriott,
meningkatnya kasus bullying di kalangan remaja disebabkan oleh beberapa hal,
salah satunya melibatkan peran media massa, yaitu begitu banyaknya film
yang selalu menampilkan adegan kekerasan.
C.
Kerangka Berfikir
Menurut teori konvergensi yang
dikemukan oleh William Stern, dikemukakan bahwa perkembangan individu tidak
hanya dipengaruhi oleh faktor bawaan saja, tetapi faktor lingkungan juga ikut
berpengaruh. Sehingga manusia perlu berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak, yang dimaksud dengan anak adalah:
“Anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.”
Menurut Ganter & Yeakel adalah
lembaga yang terakreditasi bagi anak pengaruhnya terhadap sikap mereka
mengembangkan adalah signifikan. Sikap dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
bagi seorang anak untuk mendapatkan proses yang tepat. Salah satu fungsi utama
dari sekolah adalah mencari pengetahuan. Sikap anak terhadap belajar terutama
ditandai oleh pengetahuan mencari, dan sikap ini sering berubah dalam kondisi
sekolah formal. Di banyak sekolah anak masih diharapkan menjadi tidak aktif,
anak terkadang bersikap malas dan kurang ada rasa ingin tahu.
School Bulying menurut Riauksina,
Djuwita dan Soesinto didefinisikan sebagai perilaku agresif yang dilakukan
berulang-ulang oleh seorang/sekelompok pelajar yang memiliki kekuasaan,
terhadap pelajar/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang
tersebut.
Cohen dengan teori subkebudayaan
delinkuennya menjelaskan bahwa perilaku kenakalan dilakukan oleh anak-anak yang
berkelompok dengan teman-temannya. Kenakalan ini salah satunya
adalah bullying, yang menurut Cohen sebuah tindakan yang tidak memiliki
asas atau tujuan yang jelas.
Shawn dan Mc Kay mengemukakan sebuah
teori yang berpendapat bahwa kenakalan perlu di transmisi karena pengaruh gaya
hidup dan mendapatkan status merupakan hal yang penting. Teori ini
dinamakan sebagai Cultural Transmission Theory.
D. Hipotesis Penelitian
1.
Pengertian
Bullying
Bullying berasal dari
kata asal bully, yaitu suatu kata
yang mengacu pada pengertian adanya
“ancaman” yang dilakukan seseorang terhadap
orang lain (yang umumnya lebih lemah
atau “rendah” dari pelaku), yang
menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya,
berupa stres yang muncul dalam bentuk gangguan
fisik atau psikis, atau keduanya. Bully
biasanya berlangsung dalam waktu yang lama
(tahunan), sehingga sangat mungkin mempengaruhi
korban secra psikis. Korban bully akan
merasa marah dan kesal dengan kejadian
yang menimpa mereka, ada juga peresaan
marah, malu, dan kecewa pada diri
sendiri, karena “membiarkan” kejadian tersebut,
dan tidak berani untuk melaporkan pelaku pada
orang dewasa.
2.
Pengertian
Pengaruh Bullying Terhadap Siswa
Bullying menurut psikolog
Andrew Mellor adalah pengalaman yang
terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh
tindakan orang lain dan ia takut apabila
perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi
. Ron Banks memaparkan sebuah penelitian pada
tahun 1997 di Scandinavian bahwa ada
koleksi yang kuat antara bullying yang dilakukan
oleh siswa selama beberapa tahun. Mereka sebagai
korban bullying sering mengalami ketakutan
untuk sekolah dan menjadi tidak percaya
diri, merasa tidak nyaman, dan tidak
bahagia. Aksi bullying menyebabkan seseorang
menjadi terisolasi dari kelompok sebayanya karena
teman sebaya korban bullying tidak mau
akhirnya mereka menjadi target bullying karena
mereka berteman dengan korban.
3. Dampak
dari Bullying
Para korban bullying umumnya bukanlah
pemberani, memiliki rasa cemas, dan rendah diri, yang menjadikan mereka sebagai
korban tindak kekerasan ( Ramdan, Dadan Muhammad. 2008 ). Akibat mendapat
perlakuan ini,korban pun memiliki rasa dendam,untuk suatu ketika akan
mebalasnya terhadap individu lain. Sehingga bukan tak mungkin korban bullying
akan menjadi pelaku bullying pada anak lain yang ia pandang sesuai dengan
tujuannya,yaitu guna mendapat kepuasan dengan cara membalas dendam. Ada proses
belajar yang sudah ia jalani, dan ada dendam yang tak terselesaikan.siswa
korban “bullying” akan mengalami permasalahan kesulitan dalammembina hubungan
interpersonal dengan orang lain dan jarang datang ke sekolah. Akibatnya, mereka
(korban bullying) ketinggalan pelajaran dan sulit berkonsentrasi dalam belajar
sehingga hal tersebut mempengaruhi kesehatan fisik dan mental baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Beberapa hal yang bisa menjadi indikasi awal
bahwa anak mungkin sedang mengalami “bullying” di sekolah oleh
bullying, tidak menyadari dampak bullying yang merusak kegiatan belajar siswa,
serta tida ada campur tangan secara efektif dari sekolah.
4. Cara
mengatasi bullying
Di samping itu cara mengatasi bullying
yang terjadi di kalangan remaja adalahmenghimbau para orang tua untuk
mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak dini.Ajarkan anak untuk memliki
rasa empati, menghargai orang lain, dan menyadarkan sang anak bahwa dirinya
adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Masyarakat
mendesak pemerintah agar memiliki program yang tegas, jelas dan terarah, kalau
kita diam saja, maka itu sama saja dengan melegalkan tradisi dendam di sekolah
tersebut. Dan merupakan bahaya yang akan kerap menghantui para siswa sekolah,
baik pada generasi ini, dan pada generasi mendatang.Untuk mengatasi dan
mencegah masalah bullying diperlukan kebijakan yang bersifat menyeluruh di
sekolah, sebuah kebijakan yang melibatkan komponen dari guru sampai siswa, dari
kepala sekolah sampai orang tua murid ,kerja sama antara guru,orang tua dan
masyarakat atau pihak lain yang terkait seperti kepolisian, aparat hukum dan
sebagainya sangat diperlukan dalam menangani masalah ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian
Kami melakukan penelitian ini di SMA
Negeri 1 Padang Panjang Jl.
B. Waktu
Penelitian
Kami melakukan penelitian ini dari
awal selama 4 minggu. Dengan rincian sebagai berikut :
Minggu ke-1 : Melakukan survei terhadap masyarakat sekitar.
Minggu ke-2 : Pembuatan teknis penelitian dan mencari
informan.
Minggu ke-3 : Merumuskan masalah-masalah.
Minggu ke-4 : Memasukan data yang telah di dapat seta
menganalisisnya.
C. Bentuk
dan Strategi Penelitian
Menurut Oakley.1999:156 dalam Jurnal
internasional relations Penelitian Kuantitatif adalahPenelitian Ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena yang terjadi.
D. Sumber
Data
Data
yang kami peroleh adalah dari hasil survei dan pendapat dari siswa
SMAN 1 Padang Panjang yang kami lakukan,sumber data yang kami peroleh didapat
di Internet dan buku-buku.
E. Teknik
Pengumpulan Data
Menurut Prof. Heru (2006) Observasi
adalah Aktivitas yang dilakukan seseorang terhadap suatu proses atau objek
dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena
berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya,untuk
mendapatkan informasi-informasi yanf dibutuhkan untuk melanjutkan suatu
penelitian
F. Teknik
Analisis
Menurut Sugiyono ( 2003:II )
Deskriptif Kualitatif adalah Prosedur penelitian berdasarkan data
deskriptif ,yaitu berupa lisan atau kata tertulis dari seseorang subjek yang
telah diamati dan memiliki karakteristik bahwa data yang tidak diubah serta
menggunakan cara yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.
DAFTAR
PUSTAKA
Alexander
dikutip Sejiwa,2008.10 dalam widiharto 2008.2 Bullying dan Peserta didik.
Available
at: http://www.usnews.com/education/blogs/high-school-notes/
Oakley.1999:156.30
Oktober 2010 Penelitian Kuantitatif
http://www.
blogs.peneltiankuantitatif.Devania annesya.com
Prof.Heru.
2006.observasi.Penerbit: PT.Remaja Rosdakarya
Ramdan,
Dadan Muhammad. 2008. Inilah Catatan Kasus Kekerasan di Sekolah. Available
at:http://okezone.com/Bullying/inilah-catatan-kasus-kekerasan-di-sekolah.htm
Ratna
Djuwita, (2008). Bullying: Kekerasan Terselubung di Sekolah.
http://www.anakku.net,
20 Nopember 2013.
Riauskina,Djuwita
dan Soesetro (2001). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik.
Jakarta : Bumi Aksara
Sugiyono.
2003. Deskriptif Kualitatif. Perencanaa Pembelajaran. Bandung.Penerbit:
PT.Remaja Rosdakarya.
Suryanto,2007.1
dalam Widiharta.2 Bullying dan Peserta didik.
Yuyun.
2011. Masalah Kesehatan Mental Remaja di Era Globalisasi. Available at:http://blogs.unpad.ac.id/yuyun71/Bullying/KesehatanMental_blognyayuyun.htm
No comments:
Post a Comment